Mendaras Akhlak (Kuliah ke-dua)

Menyelami Makna Malakah

Kemarin kita telah berbicara tentang pengertian akhlak, mungkin pelajaran ini akan sering kita ulang, dan ini adalah ikhtisar dari buku yang berjudul jami`atul sa`adah karangannya an-Naraqi, watak dari pada akhlak yaitu kecakapan dalam bahasa Arab disebut malakah. Kemarin kita sudah bahas tentang an-Nafs, termasuk di dalamnya adalah al-Qalb, disitulah tempat pusat kajian kita tentang akhlak. Setelah kita tarik dari pertemuan kemarin dan sekarang bahwa watak akhlak memiliki arti kecakapan atau yang biasa disebut dengan malakah. Malakah, bukan kita yang menciptakan tetapi Tuhan, kalau dalam bahasa yang lain disebut dengan talenta, memang Allah sudah menciptakan dalam diri manusia, bukan hasil dari usaha kita untuk menghasilkan malakah, tetapi dalam bentuk potensi. Anda hanya memilih potensi mana, malakah mana? Apakah  yang bersifat ijabiyah atau salbiyahIjabiyah memiliki arti positif, sedangkan salbiyahartinya negatif, terserah Anda mau memilih yang mana, Anda bebas memilih. Kita merupakan mahluk bebas, tetapi bebas kita terbatas kalau bebas kita mutlak berarti kita bisa menjadi Tuhan.

Orang selalu meminta kasih kebebasannya oleh kebebasan orang lain, Anda punya uang. Anda bebas tidak untuk belanja apa saja? Bebas, kemudian, Anda membeli radio, bebas tidak Anda membeli radio? Bebas, sampai dirumah Anda bebas tidak membawa radio Anda kerumah? Bebas, kemudian Anda menyalakan radio dengan sangat keras, bebas tidak Anda menyalakan radio dengan keras-keras? Bebas, tetapi tetangga Anda tidak suka dengan suara keras radio Anda karena bising, bebas tidak tetangga Anda untuk tidak mendengar suara bising radio Anda? Bebas, kebebasan Dia untuk membatasi kebebasan Anda. Maka dari itu, atas dasar kebebasan itulah hukum dibuat, dilarang menyalakan radio keras-keras karena mengganggu ketenangan orang lain. Memang tidak boleh, ini adalah kebebasan atas nama kebebasan, orang bodoh seperti itu. Apabila Anda ingin hidup bebas, hiduplah di hutan, di hutan pun Anda tidak bebas, tidak bebas dari nyamuk, bintang, dan lain-lainnya. Ketika ada seseorang berkhayal mendapatkan kebebasan mutlak pada dasarnya dia menuju pada ketidakbebasan.

Anda kenali malakah Anda dengan baik sehingga kita akan dikatakan sebagai manusia yang tahu diri, karena sesungguhnya diri kita adalah malakah itu sendiri. Kita itu tidak pernah musnah, karena kita berasal dari Maha Yang Kuat yaitu roh yang tidak pernah musnah. Akan tetapi, badan Anda yang cantik dan tampan akan musnah.

Pemahaman diri sangat penting dan pemahaman ini ada dua jalan; makrifatullah dan makrifatunnas, dan ada dua mazhab yang terkait dengan hal ini, ada yang mengatakan mengetahui Allah dengan Allah dan ada juga mengetahui Allah dengan selain Allah (ciptaan). Selain Allah yang bagus adalah mengetahui diri, makanya ada yang mengatakan ini hadits dan ada juga yang mengatakan bukan hadits. Dalam kalangan Ahlul bait hadits “Man arofa nafsa faqod arofa robba: Barang siapa yang mengetahui tentang dirinya maka dia akan mengetahui tentang Allah SWT”. Oleh karena itu, jenjang untuk mengetaui Allah adalah mengetaui sesuatu yang paling gampang untuk kita pahami─yang tidak lain adalah diri kita sendiri. Dan mungkin kita mengetahu Tuhan melalui Tuhan dan memang itu ada, kita nanti sampai pada jenjangnya.

Hati-hati pada kesombongan diri, pengetahuan diri penting tetapi hati-hati dengan kesombongan diri. Oleh karenanya, kembali pada malakah, malakah merupakan sumber semua aktivitas yang dilakukan manusia secara spontan tanpa memikirkannya. Bagaimana malakah bisa dicapai? Maksudnya, malakah disini adalah malakah yang positif. Maka, keberadaan dengan adanya tarekat-tarekat, kalau dalam dunia ahlu sunnah dikenal dengan tasawuf dan tarekat, sedangkan di syi`ah tidak ada. Karena di sy`iah lebih dengan marjaiyah ikatan antara murid dengan guru (syekh). Pada dasarnya tasawuf dengan tasayu memiliki kemiripan, seorang ma`mum mengikuti imamnya dan juga murid mengikuti syekhnya.

Jangan meremehkan semua lembaga-lembaga karena semuanya penting seperti: Pesantren disebut juga dengan ma`had,ma`had sendiri memiliki arti janji dan kalau secara harfiah bisa diartikan dengan janji setia pada kiyainya. Kalau kita lihat tidak ada yang namanya pondok pesantren kebebasan, tidak ada, semuanya merupakan pendidikannya linier. Makin lama makin rusak pikirannya, ilmunya makin hebat, pikirannya makin tidak bener sampai-sampai dia menganggap bahwa Indonesia ini yang pantas menjadi Presinden adalah kiyainya. Pernah tidak diantara kalian memiliki pemikiran seperti itu? Tentunya, kalian pernah memiliki pemikiran seperti itu, seharusnya kiyainya memberitahu bahwa pemikiran seperti itu tidak benar, maka dari itu jangan terlena jika Anda disanjung dan dipuji oleh guru atau syekh Anda, luruskan pikiran yang sesat seperti itu. Apapun bentuknya latihan.

Memahami Amalan 40 hari

Setelah kita memahami malakah, kemudian yang kedua adalah praktek yang berulang-ulang, dikatakan bahwa ini adalah pendidikan yang otodidak minimal 40 hari. Sebagai contoh, teman Saya bisa melakukannya 40 hari bahkan sampai 400 hari, dia bisa istiqomah merokok setelah buka puasa. Ternyata, melakukan apapun kalau istiqomah selama 40 hari, minimal orang yang bersangkutan mempunyai beban untuk mempertahankan yang ke-41 hari. Karena, dia tidak mau menggugurkan yang ke 40 hari yang sudah dia lakukan mau itu buruk ataupun baik. Semisalkan, kalau Anda ingin membaca buku setelah solat subuh sekian halaman praktekkan selama 40 hari, bangun subuh ambil kopi tetapi kopinya yang istiqomah. Namun, sebelum membaca buku hendaknya setelah solat subuh membaca al-Quran, karena diwaktu subuh membaca al-Quran sangat baik, makanya disebut al-Quran min fajr, selesai membaca al-Quran baru membaca buku, kopinya istiqomah semuanya istiqomah. kalau Anda lakukan 40 hari pasti bagus.

Makanya para penulis jaman dahulu, mereka selalu menganggap penting 40 hari seperti ada arbain Nawawi, dan arbain-arbain yang lainnya begitu pentingnya 40 hari. Karena, kalau orang sudah melakukan sesuatu selama 40 hari dia akan mempertahankan yang ke-41. Dengan praktek yang berulang-ulang sehingga kalau praktek berulang-ulang dilakukan dengan konsisten, maka akan terjadi isma dahiliyah yang artinya proteksion yang bersifat internal. Contoh, Anda bangun pagi, tetapi Anda tidak membaca buku Anda pasti akan gelisa, begitupun dengan berbuat jahat, kenapa orang ini bisa berbuat jahat? Karena, memang ada proteksi dari dirinya. Dalam ilmu tasawuf disebut “al-Mahfud bi inayatillah: terjaga dengan bantuan Tuhan”, dikalangan ahlul syiah disebut al-Ismun dahiliya.

Kalau imam mempunyai maksum disini tidak seperti demikian, akan tetapi intinya sama saja cuman istilahnya yang berbeda. Istilah orang suci dalam tasawuf adalah orang yang hidup dalam dunia praktek, terbiasa sejak kecil mengulang-ulang sebuah perbuatan sehingga menjadi malakah ijabiyah yang lebih dominan, sehingga yang bersangkutan tidak bisa melakukan hal-hal yang bersifat salbiyah, disuruh memukul orang tidak mau, disuruh hal-hal yang jelek tidak mau, dia tidak bisa melakukannya, bukan tidak mau tetapi tidak bisa, beda antara tidak mau dan tidak bisa. Sudah tidak bisa artinya benar-benar sudah tidak bisa dilakukan atau tidak bisa dicapai dan juga tidak bisa dihancurkan.

Kemudian muncul karena alam atau lingkungan, mungkin Anda dulu pondok pesantren, Anda dilingkungan yang baik, “kenapa Anda baik”? Karena, dilingkungan yang baik, tetapi bisakah Anda menjadi seorang perawan ditengah-tengah lingkungan para penyamun? Seperti, yang dikatakan Mala Rusli dalam bukunya “dulu saya mondok waktu muda baca buku itu kagum, ada seorang perawan yang menjaga keperawanannya ditengah-tengah penyamun bahkan penyamun menjadi baik”. Namun, sekarang tidak, perempuan perawan berjilbab dan kehilangan keperawanannya dalam pondok pesantren.

Bisakah Anda menjadi baik ditengan komunitas yang tidak baik? Bisakah Anda mempertahankan kebaikan Anda? Jika Anda baik ditengah-tengah komunitas yang baik, itu wajar, tetapi yang tidak wajar lagi, hancur ditengah-tengah komunitas yang baik. Contoh; homo seksual di pondok pesantren, yang laki-laki lesbian ditengah-tengah pondok pesantren, koruptor hebat berjilbab, korupsi hebat dalam bidang haji dan umrah, bawa Tuhan dan Nabi, kalau menjual istri tidak baik, menjual anak juga tidak baik, dan yang paling parah lagi dia melacurkan Tuhan. Tuhan dilacurkan, pelacur yang di jalan tidak baik, karena yang dilacurkan adalah alat kehormatannya, mungkin untuk kepentingan seksual dan mungkin juga untuk kepentingan keluarganya. Tetapi, yang lebih gawat lagi adalah pelacur-pelacur yang di Masjid, definisi pelacur disini adalah menjual kehormatan untuk kepentingan yang rendah. Maka, ketika orang yang menjual Allah demi kepenting diri semata, apalagi mengadu domba masyarakat agar dia berkuasa itulah pelacur sejati. Tetapi,subhanallah pelacur ini selalu bergaya sebagai orang yang suci, dia adalah pelacur yang berwibawah kalau berbicara mengadu domba orang. Karena, hati itu merupakan tempat yang paling terhormat dari semua yang ada pada diri kita, kalau tempat yang terhormat itu menjual Allah demi kepentingan yang rendah orang itu dalam istilah bahasa disebut pelacur. Kalau pelacur merasa dirinya sebagai pelacur masih baik, orang yang tidak baik masih baik, tetapi ada lagi pelacur yang tidak merasa dirinya sebagai pelacur.

Jika Anda di pondok pesantren menjadi baik itu wajar, ketika Anda keluar dari pondok pesantren masih bisa mempertahankan nilai-nilai itu semua Anda hebat. Disinilah pentingnya isolasi, tetapi selain itu perlu imunisasi, sekarang dalam dunia pendidikan sudah tidak jaman lagi sterealisasi, tetapi jamannya imunisasi. Nilai-nilai yang dimasukkan, makanya orang yang berusaha supaya anaknya selalu ada dilingkungan yang baik terus, itu namanya jadi orang baik yang tidak pernah mandiri, dalam dunia pendidikan yang baik adalah seorang guru yang selalu membiarkan anak muridnya salah terus. Agar menjadi proteksi, tidak apa-apa kamu salah asal kesalahan itu tidak menghancurkan kamu, kalau ada kesalahan pasti ada sesuatu yang harus didiskusikan.

Sekolah bisa dikatakan unggulan apabila sekolah itu seimbang antara pasillitas dan kendala-kendala. Bagaimana menghadapi kendala-kendala? Kadang-kadang ada yang 50% ada juga yang 70% tergantung pemahaman anak didik, kemudian kita mendiskusikannya kembali dengan anak didik tersebut kenapa Anda salah.

Plato berkata: “karena salah maka Saya ada”, kalau Anda tidak pernah salah Anda tidak pernah tahu pengetahuan. Namun, ada hamba-hamba tertentu diciptakan sejak awal tidak boleh salah, manusia pada umumnya tidak demikian. Kemudian yang kedua kebiasaan yang sudah kita bahas, mulailah dengan 40 hari. Selanjutnya praktek, praktek disini dilakukan sendiri setiap hari dengan sadar dan dipelajari sehingga mengalami kenaikan-kenaikan kualitas.

Akhlak, malakah, dan pencapainnya adalah rangkaian prestasi manusia, dan manusia tercipta. Kata-kata insan berasal dari kata al-Uns ada juga yang mengatakan “mahalul khoto wa nisyan”: tempat salah. Tetapi, kata-kata insan bukan dari kata-kata nisyan. Pertama kali, manusia diciptakan memiliki nama yang terhormat, diwaktu Anda disebut manusia penyebutan itu tanpa berlebelkan akhlak baik, karena Anda manusia, dan diwaktu Anda dikatakan manusia baru Anda dikatakan tidak baik.

Semua mahluk disebut dengan khayawan, kita juga termasuk dalam golongan khayawan. Kata khayawan berasal dari kata-kata khaya memiliki arti hidup, makanya manusia disebut dengan “khayawanu natiq”Khayawan dalam artian ini bukan binatang, namun kita sering kali mengartikan khayawanu natiq “hewan yang berbicara”, padahal arti yang sesungguhnya adalah mahluk hidup, dan natiq disini juga bukan hanya sekedar berbicara layantiku anil hawa bukan hanya sekedar berbicara saja, tetapi berbicara; berpikir, semuanya masuk dalam kata-kata natiq. Dalam bahasa Arab tidak ada sinonim, setiap kata memiliki arti, orang yang mengkaji Islamic studies harus mengerti dan memahami bahasa Arab. Sangat penting sekali belajar bahasa Arab, karena orang sering salah mengartikan istilah dalam bahasa Arab, dan belajar bahasa keilmuan pun sangat penting sekali. Tidak jarang para ilmuan susah dalam menyampaikan bahasanya, tetapi itu beda pembahasan. Banyak ilmuan-ilmuan dari Jerman tidak bisa bahasa Inggris, tetapi dia memahami istilah-istilah keilmuan, dan belum tentu juga orang yang bisa bahasa Arab menjadi ulama besar, karena orang sana juga bisa bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bagian dari agama karena untuk memahami istilah-istilah keilmuan agama Islam, kalau Anda ingin belajar bahasa tanyakan dulu pada diri Anda, Anda mempelajari bahasa itu untuk apa? Setelah mengetahui tujuannya baru Anda mempejarainya. al-Ins kalau diingat dalam ilmu istisq (ilmu asal kata) memiliki makna yang sama, tetapi kalau kata-kata huruf yang sama dia memiliki makna yang berkaitan.

Nilai kehidupan seseorang ditentukan oleh tingkat malu, makin rendah malunya maka makin rendah kualitas hidupnya, begitu juga manusia disebut dengan al-Ins karena apa? Di awal sudah dijelaskan bahwa pada dasarnya hati manusia baik dan tenang. al-Uns kajian sufistik termasuk sebuah hal (keadaan). Jika, seseorang ibadahnya tenang lebih tinggi dari pada tumanina disebut anis (tenang), biasanya nama ini untuk perempuan “anisa”anisa memiliki arti tenang, ketika menghadapi sesuatu pun pasti tenang. Makanya, manusia dalam tingkatan tinggi levelnya seperti levelnya malaikat, bahkan bisa lebih. Kenapa? Karena, ketika malaikat melihat Nabi Saw diwaktu dimi`rojkan “di waktu Allah mengucapkan salam pada Nabi, Beliau mengatakan Assalamualaina wa ala ibadika solihin, walaupun seperti itu Nabi tidak mau solawatnya hanya untuk dirinya saja. Tetapi, harus diberikan kepada siapapun yang mendukungnya, kataalayna sudah inklud pada keluarganya, karena Nabi tidak pernah mengatakan alayya, wa ala ibadika solihin: bagi hamba-hamba yang soleh termasuk sahabat yang baik, “kenapa demikian”? Itu karena, menunjukan jiwa pemimpin yang besar, walaupun Dia hebat tetapi tidak pernah melihat kehebatan dirinya, tanpa ada orang lain yang mendukungnya, itulah seorang negarawan, dan pemimpin yang memiliki kemampuan ke-umatan, dan itu masuk dalam moral yang hebat. Berbeda halnya dengan kita, untuk menjadi Lurah saja susah payah, meminta dukungan dimana-mana, namun ketika dia sudah berhasil dan ketika dia bertemu Bupati, yang diceritakan hanya kejelekan rakyatnya. Seharusnya, apapun kebaikan yang telah dia lakukan tidak boleh melihat kebaikannya tanpa kesertaan orang lain. Contohnya, seorang guru tanpa sebab seorang murid dia tidak akan menjadi guru.

Seperti yang sudah dikatakan, bahwa manusia bisa menjadi lebih sempurna dengan malaikat maupun Nabi, tetapi melalui beberapa level; level (jarak) binatang ke malaikat kebawah, kalau manusia potensi ijabiyahnya baik, dia akan lebih tinggi dari malaikat. Makanya, para malaikat kagum pada kepribadian Nabi yang hebat, kekagumana ini disampaikan pada solat kita yang berbunyi “Asyhadu alla illaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”,malaikat berkata: ko ada keturunan adam seperti ini. Walaupun kita akan mencapai seperti malaikat kita mempunyai keistimewaan dibandingkan malaikat, malaikat tidak memiliki perangkat seperti manusia; kekuatan akal, emosi, sahwat, dan malaikat tidak memiliki itu semua. Sehingga, tidak perlu adanya “jihadun fi-nnas: perang secara internal”, manusia hebat memiliki pertempuran luar biasa pada dirinya. Maksudnya, jihadun fi-nnas: pertempuran luar biasa dibandingkan dengan pertemuran yang lain, karena musuhnya tidak pernah istirahat. Kita tidak tahu kapan diserang dan kapan berakhir, itulah perang besar, kalau perang Dunia I dan II hanya perang kecil, kita bisa memprediksi kekuatan musuh kita, karena lawan kita manusia pasti mereka membutuhkan istirahat.

Disinilah bahwa yang namanya level malaikat lebih tinggi dari pada hakekat, ilmu etika adalah ilmu yang mempelajari gerakan-gerakan manusia antara dua ekstream; level malaikat dan binatang.

al-Insanu jadiluha berarti al fi’lu fi’lul insanal fi’lullah majadillahAllah yang menciptakan, tetapi manusia yang mendistribusikannya, kalau kita tarik kita membuat tetapi sudah ada bahannya. Seperti, ada orang bawa tas, “tas berfungsi untuk apa”? untuk manusia dan siapa yang menciptakannya? Secara makro Allah yang membuat, tetapi secara mikro manusia yang melakukannya seperti; saya makan, minum, dan sebagainya, dilakukan oleh manusia bukan Allah. Ini sebut dengan jadiluha, (perbuatan manusia dan ada kontribusi Allah), perbuatan ini dilakukan oleh manusia dan didistribusikan dalam dunia mikro. Tetapi, perlu diingat tanpa perbuatan makro Anda tidak akan bisa membuat perbuatan mikro dalam diri Anda. Begitupun, ketika Anda berbuat baik perlu diingat─Anda bisa berbuat baik karena Allah, Allah yang menciptakan perbuatan baik pada diri kita, tetapi jika Anda tidak berbuat baik berarti Anda mengkhianati Allah. Dalam perkataan lain dikatakan: al-Mahiyah istidro: dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Padahal Allah sudah memberikan kepada kita Rasul yang kita kenal, akal sebagai rasul internal untuk melihat mana yang baik dan mana yang buruk, kitab suci sudah disampaikan. Bagaimana kesadaran itu bisa tumbuh? Seharusnya apa yang sudah Allah berikan pada kita harus disyukuri dan kita bisa mengangkat tangan karena ada al-Masyia, kalau tidak ada al-Masyia semua tidak bisa dilakukan.

Penyakit Hati

Berbicara tentang al-Khuluq ada yang menyebut dengan; al-Hasanal-Khobib, mahmudaal-Majbub semuanya sudah kita bahas minggu kemarin. Kedermawanan dalam bentuk yang real tidak mengandung nilai baik dan buruk, karena itu perbuatan. Kita hanya mengatakan perbuatan baik, tetapi kita tidak mengatakan akhlak yang baik dalam kajian keilmuan. Saat orang dermawan menyumbang, kita hanya berbaik sangka karena kita bukan Tuhan. Kalau tidak seperti itu, kita bisa menuduh satu sama lain, Islam meganjurkan untuk meghakimi seseorang berdasarkan hal-hal yang real. Bisa jadi, dia dermawan karena alasan-alasan tidak baik, maka dia termasuk dalam kategori akhlak yang tidak baik, dan bisa jadi orang itu diundang oleh seseorang tidak punya apa-apa untuk menyumbang, orang bicara tidak bisa, berdoapun tidak bisa, karena dia tidak dilingkari oleh doa. Kelihatannya, dia tidak berbuat apa-apa tetapi dia berakhlak yang baik. Berbicara akhlak adalah berbicara tentang hati. Oleh karena itu, pembahasan kita pada kajian akhlak ini lebih banyak berbicara tentang perbuatan-perbuatan baik yang bersumber dari moral yang baik.

Ada tiga penyakit hati yang paling tidak baik umahat wal amrot al-kolbiyah. Dari sini kita akan mengetahui moral yang baik dan akhlak yang baik. Nanti akan dibahas secara detail, ada istilah al-kibru aratafur wal istikbalal-kibru bagian dari moral yang tidak baik, sedangkan atakabur sudah dalam perbuatan, al-istikbal sudah dalam bentuk perbuatan yang mengajak orang lain. Permasalahannya adalah mengapa ini menjadi bagian penyakit hati? Karena, yang pantas sombong adalah Allah, sombong dalam agama apapun tidak baik. Kalau kita duduk berdampingan dengan beda agama dan membicarakan sombong, pasti jawabannya sama, “kenapa? Karena, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan Tuhan. Tuhan adalah mutakabir dan kita tidak boleh, karena Dia adalah yang pertama dan yang menciptakan alam semesta ini. Kalau Dia mengatakan Saya adalah penguasa Arsy wajar saja. Karena, memang Dia benar, Lailaha illa ana: tidak ada Tuhan selain Saya, di waktu di alam maksar Tuhan bilang siapa yang memerintahkan?

Berbicara sombong hendaknya kita mengatakan pada diri kita, “siapa kita? Kita berawal dari sesuatu yang bau dan berakhir, kita selalu menyombongkan diri kita bukan ruh kita, tidak ada yang menyombongkan ruhnya. Orang selalu kalau menyombong dirinya pasti yang disombongkannya adalah badanya, wajah yang cantik, kekayaan yang melimpah, selalu menyombongkan diluar dirinya. Dalam bahasa orang awam luar biasa sekali Tuhan tidak adil, berarti dia tidak tahu rohnya. Makanya sombong bisa menggugurkan semua amal, bagaimana tidak gugur dirinya menganggap sebagai Tuhan. Sombong adalah kajian moral yang rusak, adapun yang rusak; kekuatan akal yang rusak, emosi, dan sahwat, diibaratkan mobil secara keseluruhan dan semuanya tidak bisa diperbaiki lagi.

Riya

Riya adalah pamer, contohnya memamerkan sesuatu karena ingin dilihat orang lain. Ada seseorang yang kelihatannya tidak sombong contoh ya akhi ahlan wa sahlan. Mungkin dia melakukan hal itu kelihatannya enak, teduh, tidak sombong, padahal belum tentu mungkin dia bisa dibilang riya. Dia melakukan tontonan/pameran terhadap dirinya sendiri. Berharap dilihat orang dan mendapatkan pujian orang yang bersangkutan. Pujian dalam bahasa agama mendapatkan pahala. Anda tenang seperti ini sopan, bergurau, yang disampaikan bagus-bagus tentu dalam koridor keilmuan. Jadi, kalau kalian tujuannya hanya ingin mendapatkan pujian, itulah yang namanya riya. Ada dua unsur riya; memperlihatkan dan mengharapkan pujian dari yang melihat atau yang mendengar

Bagaimana kalau seandainya poin pujiannya bukan untuk dirinya, contohnya Saya tidak pernah mensisir rambut, menyetrika baju, sepatu tidak pernah disemir. Malam hari Saya berdiskusi dengan teman Saya yang non-Muslim, berbicara agama Islam menganjurkan untuk rapih dan bersih. Pagi-pagi Saya menyisir, menyemir sepatu, dan merapikan baju. Saya keluar sebelum dia keluar dan mengatakan: morning Jhon, Dia mengatakan rapih benar, ternyata orang Islam memang mengajarkan kerapihan. Ditu Saya sengaja mempertontonkan agar Islam dilihat, dan tujuannya bukan riya itu namanya sebuah keharusan dan itu juga kembali pada hati masing-masing. Tujuannya, bukan untuk dirinya, seperti rambut dibelah tuju. Itu adalah Anda karena kajian akhlak adalah kajian tentang hati. Jadi, jangan gampang mengatakan riya.

Kenapa riya termasuk kedalam penyakit hati yang besar? Karena, dia mencari Tuhan lain selain Tuhannya. Dia mencari penilai, makanya dikatakan riya sebagai syirik kecil, terkadang kita meremehkan dosa kecil padahal dosa kecil merupakan dosa besar, karena, meremehkan Tuhan. Contoh; dalam etika bekerja, terlambat hal yang tidak baik, tetapi jika Anda mengatakan cuman lima menit, sikap Anda tidak bisa ditoleril karena menghiraukan hal yang sepeleh dengan dalili “ah cuman begitu”, sikap itu adalah termasuk tidak etis. Semestinya, ketika kita salah harusnya resah dengan kesalahan itu, dan jangan meremehkan hal yang kecil, jika itu dibiarkan akan menjadi boomerang bagi Anda.

 Alur Memahami Hasud

Hasud, “apa itu hasud”? Ada pepatah mengatakan bahwa, orang yang hasud tidak akan pernah menjadi pemimpin. Bangunlah segala sesuatu dengan moral yang baik, tujuan yang baik, lambat, tetapi tidak mudah goyah. Perekonomian kita ini gampang goyah, karena tumbuh dengan cara-cara yang tidak baik, kalau ada badai sedikit saja hancur, karena pondasinya tidak bagus.

Segala sesuatu dibangun dengan moralitas yang tidak baik biasanya tidak akan bertahan lama. Banyak partai-partai di negara kita dibangun bukan atas dasar moral yang baik, tetapi dengan dengki dan marah. Mereka membuat partai bukan memberikan visi-misi partainya, melainkan menjelekkan partai-partai lain. Makanya, bangsa Indonesianya bukan tercerahkan malah semakin bobrok.

Hasud memiliki pengertian iri atas ketentuan Tuhan terhadap orang lain. Contoh, Saya memiliki teman SD, waktu dewas Saya pergi ke Jakarta dan menjadi tukang ojek, sedangkan teman Saya menjadi Gubernur. Pada suatu hari Saya duduk dengan teman Saya dan saya bilang bahwa dia menjadi Gubernur karena ini dan itu (hal jelek). Karena, Saya tukang ojek berbicaranya seperti itu, tetapi kalau Saya memiliki jabatan yang lebih tinggi dari teman Saya, maka Saya berusaha untuk mengumpulkan kekuatan untuk menghancurkan kekuasaannya dia. Hati-hatilah dengan moral tidak baik, semakin besar fasilitasnya makin hebat kekuatan untuk berusaknya, seperti dalam cerita al-Qiro’ah al-Rosyidah “ada seorang pencuri dengan asistennya masuk dalam gudang gelap gulita, kata pimpinannya: “ambil saja apa yang bisa kamu ambil”, setelah asistennya pulang ternyata tidak mendapatkan sesuatu yang tidak begitu berharga. Dari hasil curiannya pencuri membeli sebuah senter untuk mencuri lagi, karena dia tidak puas dengan hasil curiannya (tamak), dengan senter yang dia punya dia masuk gudang lagi, kemudian “apa yang dia lihat”? Banyak sekali yang bisa dia lihat, “yang diambil banyak tidak”? Banyak, “sudah dapat banyak dia beli apa”? Dia membeli mobil pick up untuk membawa barang hasil curiannya dari gudang. Akhirnya, dia kaya raya dan terakhir dia berpikir dan merenung kalau mencuri secara konfensional hasilnya sedikit, tetapi kalau mencuri dengan logika pasti hasilnya akan lebih banyak.

Segala suatu dengan kecerdasan bisa melipat-lipat cara, yang panjang menjadi pendek tetapi hasilnya hebat, “apa yang tejadi? Dia membuat partai politik, dengan pasilitas yang ada dia membeli suara untuk merambok (korupsi). Anda tahu orang seperti ini akan berada pada puncak yang tinggi dan jatuh ketebing yang sangat dalam. Banyak orang yang memperkirakan bahwa dia tidak akan jatuh, pada akhirnya dia jatuh, layaknya cerita korun yang jatuh akibat kekayaan, semua hal yang tidak dilandaskan pada moral yang baik akan jatuh. Perlu diingat bahwa banyak orang yang tidak berkuasa, namun namanya tetap dikenang sepanjang masa dan dia tidak jatuh pernah jatuh… Kenapa hasud termasuk penyakit hati yang paling besar? Dia demonstran yang hebat, ia berkata: “Tuhan Saya tidak setuju dengan apa yang telah Engkau berikan padaku”. Dia bukan jahat pada orang lain, tetapi jahat pada Tuhan. Nah, apa lawan katanya? Tawadhu, qona’ah, ikhlas, dan apa itu tawadhu, qona’ah, dan ikhlas kita akan pelajari pada pertemuan yang berikutnya.

Menurut ilmuan semantik dari Rusia pemahaman yang salah dengan istilah keilmuan akan melahirkan perbuatan yang salah tanpa disadari, kita bisa menzalimi orang lain atas dasar ikhlas. Oleh karena itu, pemahaman sangat penting, selama ini masyarakat kita tidak seperti itu.

(Edited by. Ufie)

Leave a comment