Mendaras Akhlak (Kuliah ke-dua)

Menyelami Makna Malakah

Kemarin kita telah berbicara tentang pengertian akhlak, mungkin pelajaran ini akan sering kita ulang, dan ini adalah ikhtisar dari buku yang berjudul jami`atul sa`adah karangannya an-Naraqi, watak dari pada akhlak yaitu kecakapan dalam bahasa Arab disebut malakah. Kemarin kita sudah bahas tentang an-Nafs, termasuk di dalamnya adalah al-Qalb, disitulah tempat pusat kajian kita tentang akhlak. Setelah kita tarik dari pertemuan kemarin dan sekarang bahwa watak akhlak memiliki arti kecakapan atau yang biasa disebut dengan malakah. Malakah, bukan kita yang menciptakan tetapi Tuhan, kalau dalam bahasa yang lain disebut dengan talenta, memang Allah sudah menciptakan dalam diri manusia, bukan hasil dari usaha kita untuk menghasilkan malakah, tetapi dalam bentuk potensi. Anda hanya memilih potensi mana, malakah mana? Apakah  yang bersifat ijabiyah atau salbiyahIjabiyah memiliki arti positif, sedangkan salbiyahartinya negatif, terserah Anda mau memilih yang mana, Anda bebas memilih. Kita merupakan mahluk bebas, tetapi bebas kita terbatas kalau bebas kita mutlak berarti kita bisa menjadi Tuhan. Continue reading

Mendaras Akhlak (Kuliah pertama)

Menurut Profesor. Dr. Murthada Muthahari ilmuan tidak pernah tidur atau santai, seperti; duduk minum teh, tidak berpikir, lama kelamaan dia berpikir semua hal. Akhirnya, ketidaktenangan menjadi ketenangan. Pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan ketidaktenangan itu sebagai ketenangan? Makanya, di waktu dia nganggur dia tidak berpikir, akhirnya dia tidak tenang. Banyak orang tidak begitu, hanya mencari hidup yang kira-kira tidak berpikir, tenang, dan santai.

Bahagia dan tidak bahagia itu berawal bagaimana Anda mendefinisikan keduanya dan menafsirkan hidup. Di waktu saya hidup 12 jam untuk pekerjaan itu merupakan kesenangan, kalau begitu apa bedanya Saya dengan orang yang memegang burung sambil menirukan suara burung? Sama-sama bahagia. Karenanya, hati-hatilah dalam menafsirkan segala istilah yang terkait dengan kehidupan. Jadi, itu berpengaruh pada prilog, bisa jadi orang-orang yang kelihatannya berat bagi Anda itu adalah orang yang paling mudah hidupnya ataupun sebaliknya. Continue reading

Diskusi Terbatas Universitas Paramadina: Perjumpaan Sains dan Agama

IMG_1444

Jakarta 05/03/2014. Dosen tamu STFI Sadra Ayatullah Muhammad Abdul Khudoi berkesempatatan memberikan materi dalam seminar internasional yang bertajuk “Perjumpaan Sains dan Agama” yang diselenggarkan oleh Fakuiltas Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, Selasa 5 Maret  2014. Hadir dalam seminar ini para akademis dan juga ratusan Mahasiswa. Tema seminar ini di angkat untuk memahami interaksi yang seharusnya terjadi antara doktrin-doktrin agama dengan fakta-fakta saintifik. Continue reading

Imkan al-Asyraf

Mulla Sadra dalam Asfar menjelaskan kaidah ini dan memberikan banyak perhatian terhadapnya, dan kaidah ini berasal dari Aristoteles sebagaimana yang dinyatakan oleh Mulla Sadra “Dalam kaidah Imkan al-Asyraf yang merupakan warisan dari filosof pertama yang bersumber dari ketidakmungkinan hadirnya pluralitas dari ketunggalan al-Haqq” (al-Asfar j.7 h.244).

Penjelasan kaidah, kaidah Imkan al-Asyrafmerupakan gambaran dalam keseluruh tingkatan wujud mengharuskan adanya Imkan al-Asyraf dan mendahului Imkan yang lebih rendah. Dalam pemaknaan yang lain, setiap dijumpai wujudImkan yang rendah maka mengharuskan pandangan bahwa sebelumnya pasti sudah didahului oleh keberadaan Imkan al-Asyraf. Continue reading

Dosen Tamu STFI Sadra Sampaikan Presentasi Seminar dalam Internasional UIN Syarif Hidayatullah

IMG_0484

 Dosen Tamu STFI Sadra Prof. Dr. Muhammad Abd. Khodai berkesempatan memberikan materi dalam seminar internasional yang bertajuk “Perkembangan Filsafat di Iran” yang diseleggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra dan ICAS-UP Jakarta pada hari Selasa 4 Maret 2014. Hadir sebagai peserta dalam seminar ini beberapa dosen pengajar dan ratusan Mahasiswa di perguruan tinggi islam tersebut.

Prof. Dr. Muhammad Abd. Khodai mengulas kilas balik perjalana filsafat di Iran dengan menegaskan keterikatan filsafat islam itu sendiri secara historis kepada khazanah pengetahuan di era sebelumnya yakni pada masa para filosof  linuhung seperti Socrates, Plato dan Aristoteles. Islam dalam pandangan para ilmuwan di Iran,  menempatkan ilmu dan pengetahuan dalam kedudukan yang tinggi. Dalam peradaban umat Islam, ilmu pengetahuan mempunyai peranan yang penting yaitu sebagai katalisator pembangkit yang mengubah kehidupan umat manusia menjadi lebih baik. Dan sumber dari seluruh pengetahuan ini adalah Filsafat. Continue reading