Kelas Akhlak (Etika)

Siang hari pukul 10.00 WIB terselenggara kelas Akhlaq (Etika) yang diikuti oleh Mahasiswa STFI Sadra. Kegiatan yang rutin diadakan tiap Jumat seminggu sekali ini bertujuan untuk memenuhi aspek teoritis pemembinaan Akhlaq (Etika) para Mahasiswa STFI Sadra.

Dalam kesempatan ini Direktur STFI Sadra, Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari bertindak sebagai Dosen Akhlaq (Etika) di dampingi oleh Ustad Yusuf Bafaqih sebagai penerjemah. Topik utama yang diangkat pada momen kelas ini adalah “Menguatkan Pola Penulisan”. Continue reading

Seri Seminar Internasional

Kebahagiaan dan Penderitaan dalam al-Quran.

Bertempat di Auditorium al Mustafa STFI Sadra, Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra dalam lanjutan Seri Seminar Internasional bertajuk al Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia menghadirkan Guru besar ilmu al-Quran dan tafsir, Prof. Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA dan Prof. Dr. Sayyed Mahmoud Nabaviyan serta Prof. Dr. Ali Asghar Zare’i dari Republik Islam Iran dengan tema “Kebahagiaan dan Penderitaan dalam Al Quran” . Seminar ini dihadiri oleh Mahasiswa/i STFI Sadra dan juga beberapa undangan dari luar kampus.

Pada tema ini kebahagiaan dan penderitaan dalam Al Quran bisa di telisik melalui pendekatan Tafsir Maudzu’i. dilihat dari asbabun nuzul, manusia yang terdiri dari dua unsur badan dan ruh akan ditetapkan oleh allah SWT sebagai kholifatullah. Continue reading

Mendaras Akhlak (Kuliah ke-4)

Sombong dan Pengaruhnya 

Hari ini kita akan berbicara tentang sombong, sudah siapkah Anda bersikap sombong? Kita akan berbicara tentang sombong, istilah sombong dari bahasa Arab takabur, salasun min umahati al-Afrod al-Fadhil, tiga bukan dari min sulasu umahat al-qalbiyah salasu indal nayali wa-naroqi. Pertama, adalah penyakit hati yang paling pokok, setiap istilah punya makna. Beda antara al-kibru dengan istikbar, lebih mana dahulu al-Kibru atau istikbar? Pertama adalah al-Kibru, yang kedua al-Khiyar, dan yang ketiga adalah al-Hasad atau al-IghidLimada hadihi salasa tu`kabar min umahati al-Kibru, ada cerita duhulu di IAIN ada kuliah bahasa Arab, semuanya yang digunakan bahasa Arab hingga akhirnya pelajarannya tidak dimengerti, semua mahasiswa belajarnya bahasa Arab dan mahasiswa mempunyai dua beban yaitu beban berbicara bahasa Arab dan mengetik makalah dengan bahasa Arab. Continue reading

Seminar Nasional Institute Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor Lombok

Ketua STFI Sadra, Dr. Kholid al Walid berkesempatan menjadi narasumber dalam Seminar Nasional yang diadakan oleh Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor Lombok pada hari minggu 16 Maret 2014 yang bertajuk “Karakteristik Epistemologi dalam Filsafat Al Ghazali & Mukasyafah dalam Dunia Tasawuf”. Hadir sebagai pembanding dalam seminar ini H. Abd. Aziz Sukarnawadi. Lc. MA. Terselenggaranya acara ini berkat kerjasama antara seluruh kepanitiaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor Lombok di bawah bimbingan pihak Rektorat dan Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra. Seminar ini dibuka secara langsung oleh Rektor Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor Lombok Dr. TGKH.M.Zainul. MA.IDI.MA. Hadir sebagai peserta dalam Seminar ini Ratusan Mahasiswa, Dosen, Aktifis, dan akademisi.

Mendaras Akhlak (Kuliah ke-tiga)

Moral yang baik 

Kita, akan meneruskan pembicaraan kita tentang empat moral pertama, ada empat moral utama;asaja’a, al-Ifah, al-Adalah, ditulis oleh Ibnu Maskawai dan disini kita akan membicarakan tentang al-Jahi. Saya mempunyai pertanyaan pada anda? Anda yakin Tuhan Maha Melihat, kalau Anda melakukan kesalahan apa pengaruh pengetahuan Anda dengan perbuatan maksiat Anda? Pengaruh dari perbuatan buruk Saya, “apa pengaruh perbuatan maksiat Anda bagi pengetahuan Anda”, sebab korupsi enak, zinah enak, kalau bicara enak, ya enak. Di waktu pengetahuan Anda, Tuhan melihat Anda, sejauh mana pengaruhnya? Maksiat dilakukan tetapi Tuhan tahu, sejauh mana kok masih bisa melakukan, sejauh mana pengaruhnya?   Bagi Saya saat melakukan kesalahan, Saya melihat lagi bahwa Tuhan Maha Pengampun, pasti akan mengampuni, pertanyaannya adalah sejauh mana pengetahuan Anda terhadap maksiat yang Anda lakukan itu?  Seperti jangan mencuri karena Allah Maha Tahu, dia tahu bahwa Tuhan Maha Tahu, tetapi tetap saja dia mencuri, dia lebih menuhankan Satpam, realitanya seperti itu kan? Ternyata pengetahuan tidak mencegah seseorang untuk tidak berbuat kemaksiatan… Ilmu dalam artian ilmu yang diperoleh dari logika dan medianya adalah kita, kalau Saya tahu ini adalah warna biru Saya katakana biru, seandainya Anda tahu dan pengetahuan yang Anda peroleh dari indera Saya bilang pada Anda “ini warna hitam” percaya tidak? Bagaimana kalau Saya kasih uang satu Miliar, anak Anda Saya sekolahkan, Saya kasih rumah asalkan Anda harus mengatakan seperti yang Saya katakan “ini warna hitam”. Continue reading